Apa itu Gharib

Apa itu Gharib??


Mungkin itu yang ada di benak para pembaca yang baru pertama kali mendengar kata ini, seperti yang tertulis di judul di atas, Gharib adalah bacaan yang aneh atau nyleneh (dalam bahasa jawa). Diartikan aneh dan Nyleneh karena bacaan gharib yang terdapat di dalam Al-Quran cara membacanyanya berbeda dengan tulisan yang ada. belum jelas?? berikut ini adalah beberapa contoh dari bacaan gharib yang terdapat dalam Al-Qur'an:
Saktah: yang artinya memutuskan suara, atau Qot'u shout didalam baca, pada akhir kalimat tanpa bernafas. di dalam quran hanya ada 4 (menurut riwayat hafs) yaitu:
1. Surat al-Kahfi ayat 1 : ولم يجعل له عوجا - قيما
2. Surat Yasin ayat 52 : من مرقدنا - هذا ما وعدنا الرحمن
3. Surat al-Qiyamah 27 : وقيل من - راق
4. Surat al-Muthaffifin 14 : كلا بل
Imalah:secara istilah imalah berarti memiringkan fathah ke arah kasrah atau memiringkan alif ke arah ya’ (Abi Thahir, 311) menurut riwayat Imam Hafs hanya terdapat pada kata مجراها (QS.Hud:41), cara membacanya seperti mengucapkan kata "sate" jadi kata "majroha" dibaca "majreha" .
Naql:secara istilah naql berarti memindahkan harakat ke huruf sebelumnya, Dalam riwayat Hafs bacaan naql hanya ada di satu tempat yaitu pada kata بئس الاسم (QS. al-Hujurat:11). Alasan bacaan naql pada kata الاسم yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif dan ismu (salah satu dari sepuluh kata benda yang berhamzah washal), yang mengapit lam sehingga kedua hamzah tersebut tidak terbaca ketika disambung dengan kata sebelumnya (membacanya menjadi "bi'salismu")
Isymam: Yaitu membaca harakat kata yang diwaqaf tanpa ada suara dengan mengangkat dua bibir setelah mensukunkan huruf yang dirafa' (dhommah), dalam bacaan Hafs isymam hanya ada kata لا تأمنا (QS. Yusuf:11), yakni lidah melafadzkan لا تأمننا tanpa ada perubahan suara alias tetap sama dengan tulisannya. jadi seperti membaca "laa ta'manuna" namun "nu" berupa dengungnya saja, dan tidak dibunyikan "nu" (bibir mecucu-dalam bahasa jawa), untuk lebih jelasnya, kita HARUS belajar langsung dengan sang guru (berhadapan) agar dapat mengetahui posisi lisan yang benar
Tashil: Arti tashil secara bahasa memberi kemudahan atau keringanan, sedangkan dalam istilah qiraat, tashil diartikan membaca hamzah kedua. dalam riwayat Hafs bacaan tashil hanya satu yaitu أأعجمي وعربي (QS. al-Fusshilat:44). Ketika bertemu dua hamzah qatha’ yang berurutan pada satu kata maka melafadzkan kata semacam ini bagi orang Arab terasa berat, sehingga bacaan seperti ini bisa meringankan. berikut kita simak contoh cara bacanya,
sekali lagi, kita HARUS belajar langsung dengan sang guru (berhadapan) agar dapat mengetahui bagaimana bunyi lisan yang benar.

Komentar

Posting Komentar